Produk susu dan batik dari China serta ban dari India banjiri Indonesia
23 September, 2008 1 Komentar
Produk susu China beredar di Indonesia, ban dari China dan India banjiri pasar Indonesia serta impor batik legal asal China. Ada apa dengan gonjang ganjing ini? . Kalau kita menengok kebelakang bahwa pertumbuhan ekonomi itu dipengaruhi oleh hanya dan hanya “konsumsi”, maka tidak ada yang salah dengan banjirnya impor ini, sebab dengan “konsumsi” tinggi diartikan kesejahteraan tinggi. Paling paling yang disalahkan adalah mutu kita kurang, persaingan bebas memang begitu dan lain lain alasan yang memutlakkan “konsumsi” itu. Namun saya mengamati sudah sejak awal Kabinet kita sekarang sudah ada pergeseran paradigma pertumbuhan ekonomi. Dan sebagai korban teknosof saya juga didesak punya pandangan tentangpertumbuhan ekonomi yang bahkan oleh pengarangnya tidak disebut secara eksplisit seperti tulisan ini. Dan digabung dengan teori yang dipimpin Rini Soewandi jaman dahulu. Jadilah mirip kebijakan sekarang ini sehingga ributlah kalau impor itu mengancam pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Bergembiralah kita dengan paradigma ini, karena pertumbuhan ekonomi itu sekarang dicapai dengan jalan meningkatkan eksport,belanja pemerintah dan investasi sekaligus menurunkan import, pajak dan saving, bukan melulu "konsumsi" kabur yang kita sering kejebak. Satu hal dari peningkatan investasi ini dibutuhkan dana segar dan sekarang juga ngetrend bagi dividen terus IPO, bunga deposito naik, tapi kalau ada re-investasi di sektor UMKM maka bunga deposito tidak akan naik, saving bisa ditekan. Dengan menggalakkan sub sektor UMKM industri perkakas pabrik/ perbengkelan/ manufaktur ini re-investasi sektor UMKM bisa meningkat dan otomatis “konsumsi” sektor perkakas pabrik/ perbengkelan/ manufaktur juga meningkat, tinggalah “push and pull strategy” nya yang tidak mudah. Bergembiralah kita dengan kreasi kreasi pemerintah berdasarkan paradigma baru ini. Namun masih ada yang kurang dan sepertinya “opsi, future serta derivative lainnya” di sektor finansial belum cukup berkembang, sehingga masih saja ada ancaman dari sektor ini.
Komentar